Jumat, 30 November 2012

Fisika_Sekolah Nusantara

Pembelajaran cahaya kali ini saya meminta anak-anak membuat sebuah peragaan/demonstrasi tentang sifat-sifat cahaya. Salah satunya adalah yang ada di video ini.

Rabu, 24 Oktober 2012

Cepat Tepat Bunyi

Fisika_Sekolah Nusantara

Pada pembelajaran gelombang bunyi untuk siswa kelas VIII saya meminta anak-anak membuat mainan edukasi. Mainan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai sarana belajar gelombang bunyi.  Di tengah-tengah proses pembuatan produk, saya mengajak anak-anak melakukan tes cepat tepat secara berkelompok. Tujuannya untuk melihat berapa persen materi yang bisa dikuasai anak-anak dengan belajar sendiri. Alhamdulillah hasilnya bagus. Rata-rata semua kelompok telah menguasai materi antara 85-95%. 

Ini adalah soal cepat tepat yang saya buat dalam bentuk power poin. Soalnya akan berubah secara otomatis jika waktunya habis. Semoga bermanfaat. 


 















Dan inilah kunci jawabannya :
1.    Ada sumber bunyi, medium perantara dan ada pendengar
2.    Infrasonik
3.    20 Hz - 20 kHz
4.    Mekanik
5.    Alumunium
6.    Suhu
7.    Nada
8.    Amplitudo
9.    Frekuensi
10. Timbre
11.  Desah
12.  Resonansi
13.   v = panjang gelombang/periode = 125 m/ 5s = 25 m/s
14.   s = cepat rambat x waktu = 340 m/s x 4s = 1360 m
15.  Gema
16.  Gaung
17.   Kedalaman d = 1/2 x cepat rambat x waktu = 1/2 x 1. 500 m/s x 5s = 750 x 5 = 3.750m  




Kamis, 18 Oktober 2012

Pantun Pengukuran 2

Fisika_Sekolah Nusantara

Hasil karya Rizky, Ari dan Ridho




Jalan-jalan sama kak Fatqur
Di jalan ada dahan
Apa guna gelas ukur
Untuk mengukur volume benda

Jalan-jalan di tengan jalan
Jangan lupa minum sirup
Alat apa mengukur ketebalan
Pasti itu mikrometer sekrup


Hasil karya Sam'un, Ihsan, Insan dan Aldi




Jalan-jalan pergi ke taman
Sampai disana beli wipol
Tolong bantu aku wahai teman
Bagaimana mengukur diameter botol

Buat apa beli wipol
Nanti terjatuh karena terdorong
Kalau mengukur diameter botol
Pakai aja jangka sorong


Hasil karya Fahri, Rafi dan Aprul





Ke pasar beli sapu
Sapi dibeli jauh di jalan
Oh kawan bantu aku
Bantu aku ukur ketebalan

Ke pasar jalan-jalan
Berjalan-jalan membeli tutup
Jika mau mengukur ketebalan
Gunakan mikrometer sekrup



Hasil karya Bimo, Daffa dan Mukhlisin




Jalan-jalan ke kota Pariaman
Ke desa Jampang membeli kertas
Tolonglah bantu aku kawan
Memakai apa mengukur diameter gelas

Baru saja masuk kelas
Aku terjatuh karena terdorong
Kalau mau mengukur gelas
Gunakan jangka sorong




Hasil karya Yoga, Aji, Dimas dan Andre




Ada Anjing makan bakwan
Bakwannya ternyata getas
Ayo tebak wahai kawan
Alat apa pengukur diameter gelas

Pergi ke pasar beli buah naga
Buah naga hanya di gorong-gorong
Aku jawab nama alatnya
Namanya adalah jangka sorong



Hasil karya Satrio, Jeffri dan Zaki



Jalan-jalan ke kota Roma
Jalan-jalan ke kota Sorong
Mari kita bersama-sama
Ngukur diameter dengan jangka sorong

Jika rambut sudah lebat
Mari kita cepat mencukur
Jika ingin mengukur volume benda padat
Gunakanlah gelas ukur



Hasil karya Ilham, Vikram dan Arman



Banyak orang bermain di taman       
Bermain dorong-dorong                        
Cobalah tebak wahai kawan                   
Apa gunanya jangka sorong                

Buat apa main per
Enak lihat orang jalan
Buat apa mikrometer
Yaitu buat mengukur ketebalan

Jangan kita bermain dorong-dorong   
Lebih baik main per                                
Apagunanya jangka sorong                
Untuk mengukur diameter

Cerita alur,ceritanya beda-beda
Permen caca dimakan sambil parkur
 Alat ukur apa untuk mengukur benda
Yang pasti neraca dan gelas ukur

Mari kita jalan-jalan                              
Berjalan bersama peter                           
Alat apa mengukur ketebalan             
Yaitu mikrometer         

 Ada kapur dipakai pita 
Pita kapur dipakai di dada
Gelas ukur memudahkan kita
untuk mengukur volume benda
                           
Kalau kita mau sehat
Janganlah kita banyak haus
Alat apa mengukur berat
Yaitu neraca ohaus



Pantun Pengukuran

Fisika_Sekolah Nusantara

Setelah anak-anak belajar menggunakan alat ukur bersama kakak kelas, di pertemuan selanjutnya saya meminta mereka membuat pantun pengukuran. Belajar bahasa, sambil belajar Fisika atau sebaliknya. Inilah hasilnya.

Hasil karya Ade, Anggi dan Qomar 



Jalan-jalan ke pekalongan
Jangan lupa beli sepeda
Tolong bantu aku teman
Pakai apa ngukur massa benda

Jalan-jalan ke  kota jakarta
Jangan lupa ke tugu monas
Cara mengukur massa benda
Gunakan alat ukur neraca ohaus


Hasil karya Haidar, Ibnu dan Cici


Ada gajah badannya berat
Berlari-lari karena haus
Kalau mau mengukur berat
Pake saja neraca ohaus

Lari-lari karena laper
Pergi ke warung jajannya di borong
Jika mau ngukur diameter
Pakai aja jangka sorong


Hasil karya Nadhif, Dzikru, Hamzah dan Fattur



Ada anak ada ibunya                                
Di tengah jalan membeli terong                        
Kalo boleh aku bertanya                          
Dimana belajar jangka sorong               


Di belakang rumah ada terong
Di pinggirnya ada paprika
Klo mau bisa jangka sorong
Ayo belajar Fisika

Hasil karya Galih, Ghiffar dan Harsa


Burung tekukur makan pepaya
Pepaya jatuh  tersungkur
Jika ingin mengukur volume benda
Gunakanlah gelas ukur

Beli bensin satu liter
Ada meja, mejanya di dorong
Jika mengukur diamater
Gunakanlah jangka sorong


Hasil karya Abdullah, Ringga dan Ari


Jalan-jalan ke kota Bantur
Pasti kamu melewati lorong
Hai kawan ayo belajar mengukur
Mengukur dengan jangka sorong

Jangan kamu asal melangka
Nanti kamu masuk lumpur
Jika kita belajar Fisika
Pasti kita belajar mengukur


Hasil karya Azzam, Agus dan Yani


Pagi-pagi ke rumah bu Maman
Gunakan sepeda dari paman
Tolong bantu aku kawan
Pakai apa ngukur ketebalan

Pamanku bernama Sudirman
Dan tanteku bernama Fanirup
Kalau mau ngukur ketebalan
Gunakan aja mikrometer sekrup

Mengambil air di sumur
Sumur itu di rumah gusdur
Gimana caranya mengukur
Mungkin menggunakan neraca ohaus



Hasil karya Zikri, Aziz dan Hamid


Membeli tali di toko tika
Uangnya kurang tuk beli rambutan
Ayo kawan kita belajar fisika
Tentang alat-alat pengukuran

Membeli  batagor dengan saus
Sausnya habis tinggal yang sisa
Ayo kita menggunakan neraca ohaus
Untuk mengukur jumlah massa

Di toko koperasi memakan mie
Tidak lupa ditambah lada
Sekian hasil pekerjaan kami
Wassalam dan terimakasih



Ada beberapa yang perlu diperbaiki memang. Contohnya ada yang menuliskan Jakarta sebagai pulau, ada juga yang lupa bahwa berat tidak sama dengan massa. :) 

Selasa, 09 Oktober 2012

Belajar Bersama Kakak Kelas

Fisika_Sekolah Nusantara


Menggunakan alat ukur merupakan hal yang biasa dilakukan anak-anak. Penggaris, neraca dan termometer adalah alat ukur yan sering digunakan. Tapi kalau alat ukur di bawah ini bagaimana ya? Apakah teman-teman pernah melihatnya?


Yang sudah belajar di kelas 1 SMP pasti sudah pernah melihat alat ukur ini. Karena memang alat ukur ini dipelajari pada bab pengukuran besaran pokok yang merupakan salah satu materi Fisika di kelas VII.  Hal ini juga yang akan saya ajarkan untuk siswa-siswa saya kelas 1 di SMART Ekselensia Indonesia.

Kalau diajarkan langsung, sepertinya kurang seru. Apalagi alatnya Cuma sedikit. Pasti jadi berebutan. Yang tidak pegang alat ukurnya jadi tidak mengerti karena tidak fokus. Karena itulah saya mencoba mencari alternatif metode pembelajaran yang lain.

Sambil berfikir saya membayangkan jumlah siswa saya kelas 1, satu kelas  jumlahnya 22 sampai 23. Penjelasan saya di depan kelas sepertinya tidak akan cukup membuat anak-anak mengerti cara menggunakannya terutama untuk jangka sorong dan mikrometersekrup. Kalau diajarkan satu-satu atau dibagi kelompok kecil pasti akan memakan waktu yang cukup lama. Teringat KBM tahun lalu yang cukup efektif sayapun ingin mencoba kembali. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diminta  mencari tahu cara menggunakan alat ukur tersebut lewat kakak kelas atau guru-guru lain.

Bagaimana ya caranya membagi kelompok biar adil? Sehingga anak-anak merasa senang dengan hasil pembagian kelompoknya. Tidak iri dengan kelompok temannya.  Akhirnya sayapun mencetak gambar alat ukur diatas masing-masing 2 lembar dengan warna yang berbeda. Kemudian setiap gambar saya potong menjadi beberapa bagian (potongan puzzle) sesuai jumlah siswa.  Potongan gambar saya gabungkan dengan warna yang berbeda. Karena bisanya anak-anak saya yang aktif langsung mencoba mengenali bagaimana cara saya membagi kelompok. Nah warna ini saya jadikan sebagai pengecoh anak-anak saat memilih kertas puzzle dan menginginkan satu kelompok dengan temannya.

Dan benar saja pada saat pembagian kertas anak-anak banyak yang berkomentar

“Eh ambil yang biru saja” biar kita sekolompok

“Merah-merah, yang merah kesini”

“Ustdz kok gambarnya gak nyambung?” tanya seorang anak saat mereka mencoba mencocokkan gambar berdasarkan warna sebelum mendengarkan instruksi dari saya.

“Makanya dengarkan dulu instruksi dari ustdz” jawab saya sambil tersenyum.

“Sekarang silahkan kalian gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi sebuah alat ukur yang utuh dan warnanya tidak harus sama. Boleh berbeda.

Anak-anakpun ribut mencocokakan potongan puzzle yang mereka pegang.

“Ustdz kami sudah lengkap nih “ teriak sekelompok anak

“Selanjutnya apa lagi?” mereka terlihat sangat tidak sabar untuk melanjutkan kegiatan berikutnya.

Setelah mereka menemukan kelompok masing-masing, saya meminta mereka untuk menempelkan potongan puzzle mereka di selembar kertas.

“Nah selanjutnya setiap kelompok diharapkan utuk melakukan wawancara dengan kakak kelas atau guru tentang alat ukursesuai dengan puzzle yang disusun” saya memberikan arahan kegiatan yang harus mereka lakukan berikutnya.

Saya meminta anak-anak  untuk melakukan wawancara tentang hal-hal berikut:
      1.       Nama Alat Ukur tersebut
      2.       Kegunaan Alat Ukur
      3.       Bagaimana menggunakannya
      4.       Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya

Saya baru saja mengakhiri arahan saya saat  anak-anak langsung berlarian keluar kelas. Mencari kakak kelas atau ust/ustdz yang bisa menjadi narasumber mereka.  Sempat khawatir juga saat saya melihat keluar kelas. Ternyata koridor sepi, lab ipa yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya guru-guru juga sepi. Malahan Ustdz Dina, laboran kami yang tadinya saya harapkan dapat membantu lebih juga tidak ada di Lab. 

Tetapi Alhamdulillah kekhawatiran saya hilang saat melihat siswa-siswa kelas 5 ipa keluar dari kelas. Jadilah mereka menjadi sasaran wawancara adik-adik kelas mereka. 

Bersama Kak Mitra, belajar membaca mikrometer sekrup :) 
Daffa, Bimo dan Mukhlisin serius mendengarkan penjelasan Kak Isnan tentang  Jangka Sorong
Kak Ahmad dan temannya (maaf ya kak gambarnya kurang jelas) menjadi sasaran berikutnya 
Kak Rizky Adi memberikan penjelasan kepada Jefri

Ternyata tidak hanya kakak kelas, ada ust Ervan juga yang membantu kami belajar alat ukur




Wajah baru kelas Fisika 2012-2013

Fisika_Sekolah Nusantara

Agak sedikit terlambat memang memperkenalkan mereka. Siswa baru saya ini telah mewarnai kelas saya dalam tiga bulan ini. Kelas satu tahun ini adalah kelas paling besar. Satu angkatan 45 siswa. Jauh berbeda dengan angkatan sebelumnya yang hanya dihuni oleh 35 siswa saja. Tetapi kalau tentang asal daerah tetap sama dengan tahun sebelumnya, dari Medan sampai papua, bahkan sekarang lebih jauh lagi ada yang dari Timika.

Tahun ini saya menamakan siswa di kelas yang saya ajar sebagai generasi cerdas berkarakter. Harapannya setelah lulus nanti siswa-siswa saya tidak hanya punya kompetensi yang bagus tetapi mereka juga karakter yang dapat dibanggakan. Sehingga nantinya mereka nantinya akan menjadi pemimpin yang baik minimal bagi diri mereka sendiri. Tapi bukan tidak mungkin juga salah satu dari mereka akan menjadi pemimpin bangsa ini

Dan inilah mereka


Kelas 1 a.
Barisan ke 1 dari kiri ke kanan : Ari (Sragen), Mukhlisin (Semarang), Rizky (Lampung), Ridho (Sumbar), Daffa (Jatim), Jefri (Palembang)
Barisan ke 2 dari kiri ke kanan : Satrio (Medan), Zaki (Demak), Yoga (Pekanbaru), Aprullah (Lampung), Andre(Babel), Aldi (Bandung)
Barisan ke 3 dari kiri ke kanan : Insan (Bandung), Sam'un yang tersembunyi (Depok), Rafi (Jakarta), Ilham (Depok), Bimo (Sragen)
Barisan ke 4 dari kiri ke kanan : Arman (Jakarta), Vikram (Jambi), Aji (Kalsel), Ihsan (Ciamis), Fahri (Bogor), Dimas (Yogya)




Bingung nih menuliskan nama mereka karena posisi berdirinya yang kurang teratur. Semoga bisa dipahami apa yang akan saya tulis di bawah ini.
Dari kiri ke kanan barisan depan : Ade ( ), Ari (Bekasi), Abdullah (NTB), Cici (Jatim), Qomar (Bali), Ibnu (Ciamis), Zikkru (Padang), Yani (Jambi), Anggi (Timika), Agus (Banggai), Zikri (Kaltim), Nadhif (Lampung)
Bagian belakang dari kiri ke kanan : Hamzah (Jakarta), Azzam (Jakarta), Galih (Yogya), Aziz (Tanggerang), Ghiffar (Depok), Harsa (Bogor), Haidar (Semarang)
Tiga orang yang tersembunyi di barisan kedua : Hamid (Semarang), Ringga (Padang), Fattur (Bandung)

Merekalah wajah-wajah ceria yang selalu menghiasi kelas saya di senin pagi. Menghebohkan kelas saya dengan Yel-yel kelas Fisika kami  :)

Fisika .................

Siapa Takut

Satukan Langkah, Maju bersama

Generasi Cerdas Berkarakter 

tetap dengan gaya khasnya masing-masing . Semangat !!


Sabtu, 15 September 2012

Pelatihan Fotografi

Fisika_Sekolah Nusantara


Sabtu pagi yang cerah, kulangkahkan kaki bersama seorang teman. Meninggalkan rumah guru kami menuju Bumi Pengembangan Insani tempat kami bekerja. Hari ini kami akan mengikuti pelatihan fotografi yang diselenggarakan oleh Komunitas Filantropi Pendidikan (KFP), divisi pendidikan Dompet Dhuafa.
Sempat maju mundur mau ikut atau tidak, karena tidak punya kamera. Teringat kameraku sayang, kameraku malang yang sudah tidak berfungsi lagi. Modal nekat punya kamera hp akhirnya ikut juga. Di pengumumannyakan ditulis boleh bawa kamera jenis apa saja. Artinya, kamera hp juga boleh dong .... (pembelaan banget ya J ).  Apa jadinya ya ikut workshop fotografi bermodal kamera hp? Ah lihat saja nanti. 

Jam di tangan saya menunjukkan jam 09.15 saat  membuka pintu aula tempat workshop diadakan. Terlambat 45 menit dari jadwal yang seharusnya.  Pak Taufik yang mengisi workshop sedang menjelaskan 3 hal yang harus diatur saat menggunakan kamera (terutama yang LSR ya, karena kamera pocket biasanya sudah diprogram otomatis)

3 hal itu adalah :
      1.       ISO, gunakan ISO tinggi hanya pada saat kamera benar-benar kekurangan cahaya
      2.       Diafragma, mengatur besarnya bukaan diafragma. Untuk menentukan fokus yang ingin diambil. Bukaan diafragma yang besar akan memberikan efek blur pada background. Nah hal ini pernah saya dapatkan saat mencoba-coba kamera milik adek walaupun saat itu belum tahu teorinya sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan gambar di bawah ini.





      3.       Shutter Speed, berguna untuk mengatur waktu pengambilan gambar. Jika kita ingin mengambil gambar objek yang bergerak dengan sangat cepat maka kita harus bergerak dengan sangat cepat  maka kita harus menggunakan shutter speed yang lebih kecil misalnya 1/600 s untuk mengambil gambar balapan mobil F1
Arah pengambilan gambar terhadap datangnya cahaya juga mempengaruhi hasil jepretan. Pengambilan gambar yang melawan arah datangnya cahaya akan memberi efek siluet pada gambar. Nah, karena itu sebagai fotografer kita jangan hanya diam saat mengambil gambar. Tetapi cobalah bergerak sehingga mendapatkan sudut yang pas sesuai dengan yang diinginkan.

Penentuan di tema di awal pemotretan juga akan sangat membantu kita saat mengambil gambar. Kita bisa menentukan objek dengan tepat sehingga proses pengambilan gambar berjalan lancar. Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah waktu pengambilan gambar. Jika ingin mengambil gambar langit biru yang cerah jangan mengambil gambar di pagi hari.

Tiba saatnya untuk praktek. Alhamdulillahnya yang bermodal kamera HP tidak hanya saya seorang, jadinya tidak keki sendiri. Jeprat-jepret pakai HP di halaman depan masjid. Lagi bingung nyari objek, tiba-tiba dari kelas bahasa Inggris muncul siswa-siswa saya kelas 1a. Jadilah mereka menjadi objek foto kami yang sedang belajar fotografi.