Menggunakan alat ukur merupakan hal yang biasa dilakukan
anak-anak. Penggaris, neraca dan termometer adalah alat ukur yan sering
digunakan. Tapi kalau alat ukur di bawah ini bagaimana ya? Apakah teman-teman
pernah melihatnya?
Yang sudah belajar di kelas 1 SMP pasti sudah pernah melihat
alat ukur ini. Karena memang alat ukur ini dipelajari pada bab pengukuran
besaran pokok yang merupakan salah satu materi Fisika di kelas VII. Hal ini juga yang akan saya ajarkan untuk siswa-siswa
saya kelas 1 di SMART Ekselensia Indonesia.
Kalau diajarkan langsung, sepertinya kurang seru. Apalagi
alatnya Cuma sedikit. Pasti jadi berebutan. Yang tidak pegang alat ukurnya jadi
tidak mengerti karena tidak fokus. Karena itulah saya mencoba mencari
alternatif metode pembelajaran yang lain.
Sambil berfikir saya membayangkan jumlah siswa saya kelas 1,
satu kelas jumlahnya 22 sampai 23.
Penjelasan saya di depan kelas sepertinya tidak akan cukup membuat anak-anak
mengerti cara menggunakannya terutama untuk jangka sorong dan mikrometersekrup.
Kalau diajarkan satu-satu atau dibagi kelompok kecil pasti akan memakan waktu
yang cukup lama. Teringat KBM tahun lalu yang cukup efektif sayapun ingin
mencoba kembali. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
diminta mencari tahu cara menggunakan
alat ukur tersebut lewat kakak kelas atau guru-guru lain.
Bagaimana ya caranya membagi kelompok biar adil? Sehingga
anak-anak merasa senang dengan hasil pembagian kelompoknya. Tidak iri dengan
kelompok temannya. Akhirnya sayapun
mencetak gambar alat ukur diatas masing-masing 2 lembar dengan warna yang
berbeda. Kemudian setiap gambar saya potong menjadi beberapa bagian (potongan
puzzle) sesuai jumlah siswa. Potongan
gambar saya gabungkan dengan warna yang berbeda. Karena bisanya anak-anak saya
yang aktif langsung mencoba mengenali bagaimana cara saya membagi kelompok. Nah
warna ini saya jadikan sebagai pengecoh anak-anak saat memilih kertas puzzle
dan menginginkan satu kelompok dengan temannya.
Dan benar saja pada saat pembagian kertas anak-anak banyak
yang berkomentar
“Eh ambil yang biru saja” biar kita sekolompok
“Merah-merah, yang merah kesini”
“Ustdz kok gambarnya gak nyambung?” tanya seorang anak saat
mereka mencoba mencocokkan gambar berdasarkan warna sebelum mendengarkan
instruksi dari saya.
“Makanya dengarkan dulu instruksi dari ustdz” jawab saya
sambil tersenyum.
“Sekarang silahkan kalian gabungkan gambar tersebut sehingga
menjadi sebuah alat ukur yang utuh dan warnanya tidak harus sama. Boleh
berbeda.
Anak-anakpun ribut mencocokakan potongan puzzle yang mereka
pegang.
“Ustdz kami sudah lengkap nih “ teriak sekelompok anak
“Selanjutnya apa lagi?” mereka terlihat sangat tidak sabar
untuk melanjutkan kegiatan berikutnya.
Setelah mereka menemukan kelompok masing-masing, saya
meminta mereka untuk menempelkan potongan puzzle mereka di selembar kertas.
“Nah selanjutnya setiap kelompok diharapkan utuk melakukan
wawancara dengan kakak kelas atau guru tentang alat ukursesuai dengan puzzle
yang disusun” saya memberikan arahan kegiatan yang harus mereka lakukan
berikutnya.
Saya meminta anak-anak untuk melakukan wawancara tentang hal-hal berikut:
1.
Nama Alat Ukur tersebut
2.
Kegunaan Alat Ukur
3.
Bagaimana menggunakannya
4.
Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya
Saya baru saja mengakhiri arahan saya saat anak-anak langsung berlarian keluar kelas.
Mencari kakak kelas atau ust/ustdz yang bisa menjadi narasumber mereka. Sempat khawatir juga saat saya melihat keluar
kelas. Ternyata koridor sepi, lab ipa yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya
guru-guru juga sepi. Malahan Ustdz Dina, laboran kami yang tadinya saya
harapkan dapat membantu lebih juga tidak ada di Lab.
Tetapi Alhamdulillah
kekhawatiran saya hilang saat melihat siswa-siswa kelas 5 ipa keluar dari
kelas. Jadilah mereka menjadi sasaran wawancara adik-adik kelas mereka.
Bersama Kak Mitra, belajar membaca mikrometer sekrup :) |
Daffa, Bimo dan Mukhlisin serius mendengarkan penjelasan Kak Isnan tentang Jangka Sorong |
Kak Ahmad dan temannya (maaf ya kak gambarnya kurang jelas) menjadi sasaran berikutnya |
Kak Rizky Adi memberikan penjelasan kepada Jefri |
Ternyata tidak hanya kakak kelas, ada ust Ervan juga yang membantu kami belajar alat ukur |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar