Selasa, 09 Oktober 2012

Belajar Bersama Kakak Kelas

Fisika_Sekolah Nusantara


Menggunakan alat ukur merupakan hal yang biasa dilakukan anak-anak. Penggaris, neraca dan termometer adalah alat ukur yan sering digunakan. Tapi kalau alat ukur di bawah ini bagaimana ya? Apakah teman-teman pernah melihatnya?


Yang sudah belajar di kelas 1 SMP pasti sudah pernah melihat alat ukur ini. Karena memang alat ukur ini dipelajari pada bab pengukuran besaran pokok yang merupakan salah satu materi Fisika di kelas VII.  Hal ini juga yang akan saya ajarkan untuk siswa-siswa saya kelas 1 di SMART Ekselensia Indonesia.

Kalau diajarkan langsung, sepertinya kurang seru. Apalagi alatnya Cuma sedikit. Pasti jadi berebutan. Yang tidak pegang alat ukurnya jadi tidak mengerti karena tidak fokus. Karena itulah saya mencoba mencari alternatif metode pembelajaran yang lain.

Sambil berfikir saya membayangkan jumlah siswa saya kelas 1, satu kelas  jumlahnya 22 sampai 23. Penjelasan saya di depan kelas sepertinya tidak akan cukup membuat anak-anak mengerti cara menggunakannya terutama untuk jangka sorong dan mikrometersekrup. Kalau diajarkan satu-satu atau dibagi kelompok kecil pasti akan memakan waktu yang cukup lama. Teringat KBM tahun lalu yang cukup efektif sayapun ingin mencoba kembali. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diminta  mencari tahu cara menggunakan alat ukur tersebut lewat kakak kelas atau guru-guru lain.

Bagaimana ya caranya membagi kelompok biar adil? Sehingga anak-anak merasa senang dengan hasil pembagian kelompoknya. Tidak iri dengan kelompok temannya.  Akhirnya sayapun mencetak gambar alat ukur diatas masing-masing 2 lembar dengan warna yang berbeda. Kemudian setiap gambar saya potong menjadi beberapa bagian (potongan puzzle) sesuai jumlah siswa.  Potongan gambar saya gabungkan dengan warna yang berbeda. Karena bisanya anak-anak saya yang aktif langsung mencoba mengenali bagaimana cara saya membagi kelompok. Nah warna ini saya jadikan sebagai pengecoh anak-anak saat memilih kertas puzzle dan menginginkan satu kelompok dengan temannya.

Dan benar saja pada saat pembagian kertas anak-anak banyak yang berkomentar

“Eh ambil yang biru saja” biar kita sekolompok

“Merah-merah, yang merah kesini”

“Ustdz kok gambarnya gak nyambung?” tanya seorang anak saat mereka mencoba mencocokkan gambar berdasarkan warna sebelum mendengarkan instruksi dari saya.

“Makanya dengarkan dulu instruksi dari ustdz” jawab saya sambil tersenyum.

“Sekarang silahkan kalian gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi sebuah alat ukur yang utuh dan warnanya tidak harus sama. Boleh berbeda.

Anak-anakpun ribut mencocokakan potongan puzzle yang mereka pegang.

“Ustdz kami sudah lengkap nih “ teriak sekelompok anak

“Selanjutnya apa lagi?” mereka terlihat sangat tidak sabar untuk melanjutkan kegiatan berikutnya.

Setelah mereka menemukan kelompok masing-masing, saya meminta mereka untuk menempelkan potongan puzzle mereka di selembar kertas.

“Nah selanjutnya setiap kelompok diharapkan utuk melakukan wawancara dengan kakak kelas atau guru tentang alat ukursesuai dengan puzzle yang disusun” saya memberikan arahan kegiatan yang harus mereka lakukan berikutnya.

Saya meminta anak-anak  untuk melakukan wawancara tentang hal-hal berikut:
      1.       Nama Alat Ukur tersebut
      2.       Kegunaan Alat Ukur
      3.       Bagaimana menggunakannya
      4.       Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya

Saya baru saja mengakhiri arahan saya saat  anak-anak langsung berlarian keluar kelas. Mencari kakak kelas atau ust/ustdz yang bisa menjadi narasumber mereka.  Sempat khawatir juga saat saya melihat keluar kelas. Ternyata koridor sepi, lab ipa yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya guru-guru juga sepi. Malahan Ustdz Dina, laboran kami yang tadinya saya harapkan dapat membantu lebih juga tidak ada di Lab. 

Tetapi Alhamdulillah kekhawatiran saya hilang saat melihat siswa-siswa kelas 5 ipa keluar dari kelas. Jadilah mereka menjadi sasaran wawancara adik-adik kelas mereka. 

Bersama Kak Mitra, belajar membaca mikrometer sekrup :) 
Daffa, Bimo dan Mukhlisin serius mendengarkan penjelasan Kak Isnan tentang  Jangka Sorong
Kak Ahmad dan temannya (maaf ya kak gambarnya kurang jelas) menjadi sasaran berikutnya 
Kak Rizky Adi memberikan penjelasan kepada Jefri

Ternyata tidak hanya kakak kelas, ada ust Ervan juga yang membantu kami belajar alat ukur




Tidak ada komentar:

Posting Komentar