Pembelajaran cahaya kali ini saya meminta anak-anak membuat sebuah peragaan/demonstrasi tentang sifat-sifat cahaya. Salah satunya adalah yang ada di video ini.
Belajar Fisika
Belajar berbagi : dari kami sekolah nusantara untuk semua lewat kelas Fisika
Jumat, 30 November 2012
Rabu, 24 Oktober 2012
Cepat Tepat Bunyi
Fisika_Sekolah Nusantara
Pada pembelajaran gelombang bunyi untuk siswa kelas VIII saya meminta anak-anak membuat mainan edukasi. Mainan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai sarana belajar gelombang bunyi. Di tengah-tengah proses pembuatan produk, saya mengajak anak-anak melakukan tes cepat tepat secara berkelompok. Tujuannya untuk melihat berapa persen materi yang bisa dikuasai anak-anak dengan belajar sendiri. Alhamdulillah hasilnya bagus. Rata-rata semua kelompok telah menguasai materi antara 85-95%.
Ini adalah soal cepat tepat yang saya buat dalam bentuk power poin. Soalnya akan berubah secara otomatis jika waktunya habis. Semoga bermanfaat.
Dan inilah kunci jawabannya :
1. Ada sumber bunyi, medium perantara dan ada pendengar
2. Infrasonik
3. 20 Hz - 20 kHz
4. Mekanik
5. Alumunium
6. Suhu
7. Nada
8. Amplitudo
9. Frekuensi
10. Timbre
11. Desah
12. Resonansi
13. v = panjang gelombang/periode = 125 m/ 5s = 25 m/s
14. s = cepat rambat x waktu = 340 m/s x 4s = 1360 m
15. Gema
16. Gaung
17. Kedalaman d = 1/2 x cepat rambat x waktu = 1/2 x 1. 500 m/s x 5s = 750 x 5 = 3.750m
Pada pembelajaran gelombang bunyi untuk siswa kelas VIII saya meminta anak-anak membuat mainan edukasi. Mainan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai sarana belajar gelombang bunyi. Di tengah-tengah proses pembuatan produk, saya mengajak anak-anak melakukan tes cepat tepat secara berkelompok. Tujuannya untuk melihat berapa persen materi yang bisa dikuasai anak-anak dengan belajar sendiri. Alhamdulillah hasilnya bagus. Rata-rata semua kelompok telah menguasai materi antara 85-95%.
Ini adalah soal cepat tepat yang saya buat dalam bentuk power poin. Soalnya akan berubah secara otomatis jika waktunya habis. Semoga bermanfaat.
1. Ada sumber bunyi, medium perantara dan ada pendengar
2. Infrasonik
3. 20 Hz - 20 kHz
4. Mekanik
5. Alumunium
6. Suhu
7. Nada
8. Amplitudo
9. Frekuensi
10. Timbre
11. Desah
12. Resonansi
13. v = panjang gelombang/periode = 125 m/ 5s = 25 m/s
14. s = cepat rambat x waktu = 340 m/s x 4s = 1360 m
15. Gema
16. Gaung
17. Kedalaman d = 1/2 x cepat rambat x waktu = 1/2 x 1. 500 m/s x 5s = 750 x 5 = 3.750m
Kamis, 18 Oktober 2012
Pantun Pengukuran 2
Fisika_Sekolah Nusantara
Hasil karya Rizky, Ari dan Ridho
Hasil karya Sam'un, Ihsan, Insan dan Aldi
Hasil karya Fahri, Rafi dan Aprul
Hasil karya Bimo, Daffa dan Mukhlisin
Hasil karya Yoga, Aji, Dimas dan Andre
Hasil karya Satrio, Jeffri dan Zaki
Hasil karya Ilham, Vikram dan Arman
Buat apa main per
Enak lihat orang jalan
Buat apa mikrometer
Yaitu buat mengukur ketebalan
Hasil karya Rizky, Ari dan Ridho
Jalan-jalan sama kak Fatqur
Di jalan ada dahan
Apa guna gelas ukur
Untuk mengukur volume benda
Jalan-jalan di tengan jalan
Jangan lupa minum sirup
Alat apa mengukur ketebalan
Pasti itu mikrometer sekrup
Hasil karya Sam'un, Ihsan, Insan dan Aldi
Jalan-jalan pergi ke taman
Sampai disana beli wipol
Tolong bantu aku wahai teman
Bagaimana mengukur diameter botol
Buat apa beli wipol
Nanti terjatuh karena terdorong
Kalau mengukur diameter botol
Pakai aja jangka sorong
Hasil karya Fahri, Rafi dan Aprul
Ke pasar beli sapu
Sapi dibeli jauh di jalan
Oh kawan bantu aku
Bantu aku ukur ketebalan
Ke pasar jalan-jalan
Berjalan-jalan membeli tutup
Jika mau mengukur ketebalan
Gunakan mikrometer sekrup
Hasil karya Bimo, Daffa dan Mukhlisin
Jalan-jalan ke kota Pariaman
Ke desa Jampang membeli kertas
Tolonglah bantu aku kawan
Memakai apa mengukur diameter gelas
Baru saja masuk kelas
Aku terjatuh karena terdorong
Kalau mau mengukur gelas
Gunakan jangka sorong
Hasil karya Yoga, Aji, Dimas dan Andre
Ada Anjing makan bakwan
Bakwannya ternyata getas
Ayo tebak wahai kawan
Alat apa pengukur diameter gelas
Pergi ke pasar beli buah naga
Buah naga hanya di gorong-gorong
Aku jawab nama alatnya
Namanya adalah jangka sorong
Hasil karya Satrio, Jeffri dan Zaki
Jalan-jalan ke kota Roma
Jalan-jalan ke kota Sorong
Mari kita bersama-sama
Ngukur diameter dengan jangka sorong
Jika rambut sudah lebat
Mari kita cepat mencukur
Jika ingin mengukur volume benda padat
Gunakanlah gelas ukur
Hasil karya Ilham, Vikram dan Arman
Banyak orang bermain di taman
Bermain dorong-dorong
Cobalah tebak wahai kawan
Apa gunanya jangka sorong
Buat apa main per
Enak lihat orang jalan
Buat apa mikrometer
Yaitu buat mengukur ketebalan
Jangan kita bermain dorong-dorong
Lebih baik main per
Apagunanya jangka sorong
Untuk mengukur diameter
Cerita alur,ceritanya beda-beda
Permen caca dimakan sambil parkur
Alat ukur apa untuk mengukur benda
Yang pasti neraca dan gelas ukur
Cerita alur,ceritanya beda-beda
Permen caca dimakan sambil parkur
Alat ukur apa untuk mengukur benda
Yang pasti neraca dan gelas ukur
Mari kita jalan-jalan
Berjalan bersama peter
Alat apa mengukur ketebalan
Yaitu mikrometer
Ada kapur dipakai pita
Pita kapur dipakai di dada
Gelas ukur memudahkan kita
untuk mengukur volume benda
Ada kapur dipakai pita
Pita kapur dipakai di dada
Gelas ukur memudahkan kita
untuk mengukur volume benda
Kalau
kita mau sehat
Janganlah kita banyak haus
Alat apa mengukur berat
Yaitu neraca ohaus
Pantun Pengukuran
Fisika_Sekolah Nusantara
Setelah anak-anak belajar menggunakan alat ukur bersama kakak kelas, di pertemuan selanjutnya saya meminta mereka membuat pantun pengukuran. Belajar bahasa, sambil belajar Fisika atau sebaliknya. Inilah hasilnya.
Hasil karya Ade, Anggi dan Qomar
Ada beberapa yang perlu diperbaiki memang. Contohnya ada yang menuliskan Jakarta sebagai pulau, ada juga yang lupa bahwa berat tidak sama dengan massa. :)
Setelah anak-anak belajar menggunakan alat ukur bersama kakak kelas, di pertemuan selanjutnya saya meminta mereka membuat pantun pengukuran. Belajar bahasa, sambil belajar Fisika atau sebaliknya. Inilah hasilnya.
Hasil karya Ade, Anggi dan Qomar
Jalan-jalan ke pekalongan
Jangan lupa beli sepeda
Tolong bantu aku teman
Pakai apa ngukur massa benda
Jalan-jalan ke kota jakarta
Jangan lupa ke tugu monas
Cara mengukur massa benda
Gunakan alat ukur neraca ohaus
Hasil karya Haidar, Ibnu dan Cici
Ada gajah
badannya berat
Berlari-lari
karena haus
Kalau mau
mengukur berat
Pake saja
neraca ohaus
Lari-lari
karena laper
Pergi ke
warung jajannya di borong
Jika mau
ngukur diameter
Pakai aja
jangka sorong
Hasil karya Nadhif, Dzikru, Hamzah dan Fattur
Ada anak
ada ibunya
Di tengah
jalan membeli terong
Kalo boleh
aku bertanya
Dimana
belajar jangka sorong
Di belakang rumah ada terong
Di pinggirnya ada paprika
Klo mau bisa jangka sorong
Ayo belajar Fisika
Hasil karya Galih, Ghiffar dan Harsa
Burung
tekukur makan pepaya
Pepaya
jatuh tersungkur
Jika ingin
mengukur volume benda
Gunakanlah
gelas ukur
Beli bensin
satu liter
Ada meja,
mejanya di dorong
Jika
mengukur diamater
Gunakanlah
jangka sorong
Hasil karya Abdullah, Ringga dan Ari
Jalan-jalan ke kota Bantur
Pasti kamu melewati lorong
Hai kawan ayo belajar mengukur
Mengukur dengan jangka sorong
Jangan kamu asal melangka
Nanti kamu masuk lumpur
Jika kita belajar Fisika
Pasti kita belajar mengukur
Hasil karya Azzam, Agus dan Yani
Pagi-pagi
ke rumah bu Maman
Gunakan
sepeda dari paman
Tolong
bantu aku kawan
Pakai apa
ngukur ketebalan
Pamanku
bernama Sudirman
Dan tanteku
bernama Fanirup
Kalau mau
ngukur ketebalan
Gunakan aja
mikrometer sekrup
Mengambil
air di sumur
Sumur itu
di rumah gusdur
Gimana
caranya mengukur
Mungkin
menggunakan neraca ohaus
Hasil karya Zikri, Aziz dan Hamid
Membeli
tali di toko tika
Uangnya
kurang tuk beli rambutan
Ayo kawan
kita belajar fisika
Tentang
alat-alat pengukuran
Membeli batagor dengan saus
Sausnya
habis tinggal yang sisa
Ayo kita
menggunakan neraca ohaus
Untuk
mengukur jumlah massa
Di toko
koperasi memakan mie
Tidak lupa
ditambah lada
Sekian
hasil pekerjaan kami
Wassalam
dan terimakasih
Ada beberapa yang perlu diperbaiki memang. Contohnya ada yang menuliskan Jakarta sebagai pulau, ada juga yang lupa bahwa berat tidak sama dengan massa. :)
Selasa, 09 Oktober 2012
Belajar Bersama Kakak Kelas
Fisika_Sekolah Nusantara
Menggunakan alat ukur merupakan hal yang biasa dilakukan
anak-anak. Penggaris, neraca dan termometer adalah alat ukur yan sering
digunakan. Tapi kalau alat ukur di bawah ini bagaimana ya? Apakah teman-teman
pernah melihatnya?
Yang sudah belajar di kelas 1 SMP pasti sudah pernah melihat
alat ukur ini. Karena memang alat ukur ini dipelajari pada bab pengukuran
besaran pokok yang merupakan salah satu materi Fisika di kelas VII. Hal ini juga yang akan saya ajarkan untuk siswa-siswa
saya kelas 1 di SMART Ekselensia Indonesia.
Kalau diajarkan langsung, sepertinya kurang seru. Apalagi
alatnya Cuma sedikit. Pasti jadi berebutan. Yang tidak pegang alat ukurnya jadi
tidak mengerti karena tidak fokus. Karena itulah saya mencoba mencari
alternatif metode pembelajaran yang lain.
Sambil berfikir saya membayangkan jumlah siswa saya kelas 1,
satu kelas jumlahnya 22 sampai 23.
Penjelasan saya di depan kelas sepertinya tidak akan cukup membuat anak-anak
mengerti cara menggunakannya terutama untuk jangka sorong dan mikrometersekrup.
Kalau diajarkan satu-satu atau dibagi kelompok kecil pasti akan memakan waktu
yang cukup lama. Teringat KBM tahun lalu yang cukup efektif sayapun ingin
mencoba kembali. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
diminta mencari tahu cara menggunakan
alat ukur tersebut lewat kakak kelas atau guru-guru lain.
Bagaimana ya caranya membagi kelompok biar adil? Sehingga
anak-anak merasa senang dengan hasil pembagian kelompoknya. Tidak iri dengan
kelompok temannya. Akhirnya sayapun
mencetak gambar alat ukur diatas masing-masing 2 lembar dengan warna yang
berbeda. Kemudian setiap gambar saya potong menjadi beberapa bagian (potongan
puzzle) sesuai jumlah siswa. Potongan
gambar saya gabungkan dengan warna yang berbeda. Karena bisanya anak-anak saya
yang aktif langsung mencoba mengenali bagaimana cara saya membagi kelompok. Nah
warna ini saya jadikan sebagai pengecoh anak-anak saat memilih kertas puzzle
dan menginginkan satu kelompok dengan temannya.
Dan benar saja pada saat pembagian kertas anak-anak banyak
yang berkomentar
“Eh ambil yang biru saja” biar kita sekolompok
“Merah-merah, yang merah kesini”
“Ustdz kok gambarnya gak nyambung?” tanya seorang anak saat
mereka mencoba mencocokkan gambar berdasarkan warna sebelum mendengarkan
instruksi dari saya.
“Makanya dengarkan dulu instruksi dari ustdz” jawab saya
sambil tersenyum.
“Sekarang silahkan kalian gabungkan gambar tersebut sehingga
menjadi sebuah alat ukur yang utuh dan warnanya tidak harus sama. Boleh
berbeda.
Anak-anakpun ribut mencocokakan potongan puzzle yang mereka
pegang.
“Ustdz kami sudah lengkap nih “ teriak sekelompok anak
“Selanjutnya apa lagi?” mereka terlihat sangat tidak sabar
untuk melanjutkan kegiatan berikutnya.
Setelah mereka menemukan kelompok masing-masing, saya
meminta mereka untuk menempelkan potongan puzzle mereka di selembar kertas.
“Nah selanjutnya setiap kelompok diharapkan utuk melakukan
wawancara dengan kakak kelas atau guru tentang alat ukursesuai dengan puzzle
yang disusun” saya memberikan arahan kegiatan yang harus mereka lakukan
berikutnya.
Saya meminta anak-anak untuk melakukan wawancara tentang hal-hal berikut:
1.
Nama Alat Ukur tersebut
2.
Kegunaan Alat Ukur
3.
Bagaimana menggunakannya
4.
Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya
Saya baru saja mengakhiri arahan saya saat anak-anak langsung berlarian keluar kelas.
Mencari kakak kelas atau ust/ustdz yang bisa menjadi narasumber mereka. Sempat khawatir juga saat saya melihat keluar
kelas. Ternyata koridor sepi, lab ipa yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya
guru-guru juga sepi. Malahan Ustdz Dina, laboran kami yang tadinya saya
harapkan dapat membantu lebih juga tidak ada di Lab.
Tetapi Alhamdulillah
kekhawatiran saya hilang saat melihat siswa-siswa kelas 5 ipa keluar dari
kelas. Jadilah mereka menjadi sasaran wawancara adik-adik kelas mereka.
Bersama Kak Mitra, belajar membaca mikrometer sekrup :) |
Daffa, Bimo dan Mukhlisin serius mendengarkan penjelasan Kak Isnan tentang Jangka Sorong |
Kak Ahmad dan temannya (maaf ya kak gambarnya kurang jelas) menjadi sasaran berikutnya |
Kak Rizky Adi memberikan penjelasan kepada Jefri |
Ternyata tidak hanya kakak kelas, ada ust Ervan juga yang membantu kami belajar alat ukur |
Wajah baru kelas Fisika 2012-2013
Fisika_Sekolah Nusantara
Agak sedikit terlambat memang memperkenalkan mereka. Siswa baru saya ini telah mewarnai kelas saya dalam tiga bulan ini. Kelas satu tahun ini adalah kelas paling besar. Satu angkatan 45 siswa. Jauh berbeda dengan angkatan sebelumnya yang hanya dihuni oleh 35 siswa saja. Tetapi kalau tentang asal daerah tetap sama dengan tahun sebelumnya, dari Medan sampai papua, bahkan sekarang lebih jauh lagi ada yang dari Timika.
Tahun ini saya menamakan siswa di kelas yang saya ajar sebagai generasi cerdas berkarakter. Harapannya setelah lulus nanti siswa-siswa saya tidak hanya punya kompetensi yang bagus tetapi mereka juga karakter yang dapat dibanggakan. Sehingga nantinya mereka nantinya akan menjadi pemimpin yang baik minimal bagi diri mereka sendiri. Tapi bukan tidak mungkin juga salah satu dari mereka akan menjadi pemimpin bangsa ini
Dan inilah mereka
Kelas 1 a.
Barisan ke 1 dari kiri ke kanan : Ari (Sragen), Mukhlisin (Semarang), Rizky (Lampung), Ridho (Sumbar), Daffa (Jatim), Jefri (Palembang)
Barisan ke 2 dari kiri ke kanan : Satrio (Medan), Zaki (Demak), Yoga (Pekanbaru), Aprullah (Lampung), Andre(Babel), Aldi (Bandung)
Barisan ke 3 dari kiri ke kanan : Insan (Bandung), Sam'un yang tersembunyi (Depok), Rafi (Jakarta), Ilham (Depok), Bimo (Sragen)
Barisan ke 4 dari kiri ke kanan : Arman (Jakarta), Vikram (Jambi), Aji (Kalsel), Ihsan (Ciamis), Fahri (Bogor), Dimas (Yogya)
Bingung nih menuliskan nama mereka karena posisi berdirinya yang kurang teratur. Semoga bisa dipahami apa yang akan saya tulis di bawah ini.
Dari kiri ke kanan barisan depan : Ade ( ), Ari (Bekasi), Abdullah (NTB), Cici (Jatim), Qomar (Bali), Ibnu (Ciamis), Zikkru (Padang), Yani (Jambi), Anggi (Timika), Agus (Banggai), Zikri (Kaltim), Nadhif (Lampung)
Bagian belakang dari kiri ke kanan : Hamzah (Jakarta), Azzam (Jakarta), Galih (Yogya), Aziz (Tanggerang), Ghiffar (Depok), Harsa (Bogor), Haidar (Semarang)
Tiga orang yang tersembunyi di barisan kedua : Hamid (Semarang), Ringga (Padang), Fattur (Bandung)
Merekalah wajah-wajah ceria yang selalu menghiasi kelas saya di senin pagi. Menghebohkan kelas saya dengan Yel-yel kelas Fisika kami :)
Fisika .................
Siapa Takut
Satukan Langkah, Maju bersama
Generasi Cerdas Berkarakter
tetap dengan gaya khasnya masing-masing . Semangat !!
Agak sedikit terlambat memang memperkenalkan mereka. Siswa baru saya ini telah mewarnai kelas saya dalam tiga bulan ini. Kelas satu tahun ini adalah kelas paling besar. Satu angkatan 45 siswa. Jauh berbeda dengan angkatan sebelumnya yang hanya dihuni oleh 35 siswa saja. Tetapi kalau tentang asal daerah tetap sama dengan tahun sebelumnya, dari Medan sampai papua, bahkan sekarang lebih jauh lagi ada yang dari Timika.
Tahun ini saya menamakan siswa di kelas yang saya ajar sebagai generasi cerdas berkarakter. Harapannya setelah lulus nanti siswa-siswa saya tidak hanya punya kompetensi yang bagus tetapi mereka juga karakter yang dapat dibanggakan. Sehingga nantinya mereka nantinya akan menjadi pemimpin yang baik minimal bagi diri mereka sendiri. Tapi bukan tidak mungkin juga salah satu dari mereka akan menjadi pemimpin bangsa ini
Dan inilah mereka
Kelas 1 a.
Barisan ke 1 dari kiri ke kanan : Ari (Sragen), Mukhlisin (Semarang), Rizky (Lampung), Ridho (Sumbar), Daffa (Jatim), Jefri (Palembang)
Barisan ke 2 dari kiri ke kanan : Satrio (Medan), Zaki (Demak), Yoga (Pekanbaru), Aprullah (Lampung), Andre(Babel), Aldi (Bandung)
Barisan ke 3 dari kiri ke kanan : Insan (Bandung), Sam'un yang tersembunyi (Depok), Rafi (Jakarta), Ilham (Depok), Bimo (Sragen)
Barisan ke 4 dari kiri ke kanan : Arman (Jakarta), Vikram (Jambi), Aji (Kalsel), Ihsan (Ciamis), Fahri (Bogor), Dimas (Yogya)
Bingung nih menuliskan nama mereka karena posisi berdirinya yang kurang teratur. Semoga bisa dipahami apa yang akan saya tulis di bawah ini.
Dari kiri ke kanan barisan depan : Ade ( ), Ari (Bekasi), Abdullah (NTB), Cici (Jatim), Qomar (Bali), Ibnu (Ciamis), Zikkru (Padang), Yani (Jambi), Anggi (Timika), Agus (Banggai), Zikri (Kaltim), Nadhif (Lampung)
Bagian belakang dari kiri ke kanan : Hamzah (Jakarta), Azzam (Jakarta), Galih (Yogya), Aziz (Tanggerang), Ghiffar (Depok), Harsa (Bogor), Haidar (Semarang)
Tiga orang yang tersembunyi di barisan kedua : Hamid (Semarang), Ringga (Padang), Fattur (Bandung)
Merekalah wajah-wajah ceria yang selalu menghiasi kelas saya di senin pagi. Menghebohkan kelas saya dengan Yel-yel kelas Fisika kami :)
Fisika .................
Siapa Takut
Satukan Langkah, Maju bersama
Generasi Cerdas Berkarakter
tetap dengan gaya khasnya masing-masing . Semangat !!
Sabtu, 15 September 2012
Pelatihan Fotografi
Fisika_Sekolah Nusantara
Sabtu pagi yang cerah, kulangkahkan kaki bersama seorang teman.
Meninggalkan rumah guru kami menuju Bumi Pengembangan Insani tempat kami
bekerja. Hari ini kami akan mengikuti pelatihan fotografi yang diselenggarakan
oleh Komunitas Filantropi Pendidikan (KFP), divisi pendidikan Dompet Dhuafa.
Sempat maju mundur mau ikut atau tidak, karena tidak punya
kamera. Teringat kameraku sayang, kameraku malang yang sudah tidak berfungsi
lagi. Modal nekat punya kamera hp akhirnya ikut juga. Di pengumumannyakan
ditulis boleh bawa kamera jenis apa saja. Artinya, kamera hp juga boleh dong
.... (pembelaan banget ya J
). Apa jadinya ya ikut workshop
fotografi bermodal kamera hp? Ah lihat saja nanti.
Jam di tangan saya menunjukkan jam 09.15 saat membuka pintu aula tempat workshop diadakan.
Terlambat 45 menit dari jadwal yang seharusnya. Pak Taufik yang mengisi workshop sedang
menjelaskan 3 hal yang harus diatur saat menggunakan kamera (terutama yang LSR
ya, karena kamera pocket biasanya sudah diprogram otomatis)
3 hal itu adalah :
1.
ISO, gunakan ISO tinggi hanya pada saat kamera
benar-benar kekurangan cahaya
2.
Diafragma, mengatur besarnya bukaan diafragma.
Untuk menentukan fokus yang ingin diambil. Bukaan diafragma yang besar akan
memberikan efek blur pada background. Nah hal ini pernah saya dapatkan saat
mencoba-coba kamera milik adek walaupun saat itu belum tahu teorinya sehingga
memakan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan gambar di bawah ini.
3.
Shutter Speed, berguna untuk mengatur waktu
pengambilan gambar. Jika kita ingin mengambil gambar objek yang bergerak dengan
sangat cepat maka kita harus bergerak dengan sangat cepat maka kita harus menggunakan shutter speed
yang lebih kecil misalnya 1/600 s untuk mengambil gambar balapan mobil F1
Arah pengambilan gambar terhadap datangnya cahaya juga
mempengaruhi hasil jepretan. Pengambilan gambar yang melawan arah datangnya
cahaya akan memberi efek siluet pada gambar. Nah, karena itu sebagai fotografer
kita jangan hanya diam saat mengambil gambar. Tetapi cobalah bergerak sehingga
mendapatkan sudut yang pas sesuai dengan yang diinginkan.
Penentuan di tema di awal pemotretan juga akan sangat
membantu kita saat mengambil gambar. Kita bisa menentukan objek dengan tepat
sehingga proses pengambilan gambar berjalan lancar. Hal lain yang harus
diperhatikan juga adalah waktu pengambilan gambar. Jika ingin mengambil gambar
langit biru yang cerah jangan mengambil gambar di pagi hari.
Tiba saatnya untuk praktek. Alhamdulillahnya yang bermodal
kamera HP tidak hanya saya seorang, jadinya tidak keki sendiri. Jeprat-jepret
pakai HP di halaman depan masjid. Lagi bingung nyari objek, tiba-tiba dari
kelas bahasa Inggris muncul siswa-siswa saya kelas 1a. Jadilah mereka menjadi
objek foto kami yang sedang belajar fotografi.
Langganan:
Postingan (Atom)